Batik Pesisir Motif India

Batik Motif Chintz/Sembagi Flores
Batik India adalah wastra batik yang menerapkan ragam hias wastra dari India yaitu kain Patola dan Chintz atau Sembagi. Jenis batik ini mulai dibuat oleh pedagang Arab dan Cina pada awal ke-19 di kawasan pantai utara Pulau Jawa terutama Cirebon dan Lasem.
Setelah perdagangan Nusantara dengan India menurun mengakibatkan sulitnya memperoleh kedua kain tersebut, maka awal abad ke-19 atau akhir abad ke-18 banyak pengusaha batik terutama orang Cina dan Arab membuat tiruan Patola dan Chintz guna mengisi kekosongan pasar, melalui kedua jenis kain inilah unsur budaya India mempengaruhi ragam hias batik. Batik yang menggunakan ragam hias dari kain Sembagi disebut batik Sembagi sementara kain yang menampilkan tiruan pola tenun Patola disebut batik Jlamprang atau batik Nitik.
Batik Motif Patola

Daerah penghasil batik India atau batik Sembagi adalah Cirebon, Lasem, Pekalongan setelah abad ke-17 dan mendapatkan respon pasar yang bagus di Sumatra.Oleh karena itu, di Sumatra hanya batik Sembagi yang tumbuh dan berkembang karena sangat digemari oleh masyarakat Jambi dan Palembang dalam bentuk kain bang–biru (merah biru). Patra Sembagi saat ini telah menjadi ciri khas batik Jambi, yang patranya diperindah dengan menghadirkan ragam hias batik stilisasi dari buah–buahan dan sebagian besar masih menampilkan warna biru indigo, merah mengkudu dan beberapa warna soga.
Batik Jlamprang
Disamping itu, kegemaran bangsawan keraton Surakarta dan Yogyakarta memakai kain Patola mengakibatkan kain batik ini masuk ke lingkungan keraton dan para pengrajin batik keraton meniru pola ini. Tiruan pola-pola tenun Patola di Pekalongan, Surakarta dan Yogyakarta berbeda dan menghasilkan batik dengan warna berbeda. Hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan tempat berkembang berbeda. Pengaruh lingkungan pada batik Nitik sangat kuat, terbukti di Pekalongan tiruan pola tenun Patola dengan batik menghasilkan batik Jlamprang.