FEEDBURNER

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Batik Sidomukti - Sidoluhur - Sidomulyo

Pada dasarnya ketiga motif batik Sidomukti - Sidoluhur- Sidolmulyo  ini sama desainnya hanya dibedakan oleh dasar batiknya sehingga namanya juga berbeda. Menurut catatan di keraton Surakarta, batik Sidomulyo dan batik Sidoluhur sudah ada sejak jaman Mataram Kertosuro abad XVII. Motif yang bercorak bentuk lapis dengan latar putih dinamakan batik Sidomulyo sedangkan yang berlatar hitam dinamakan batik Sidoluhur.
Batik Motif Sidomulyo
Batik Motif Sidomulyo
Batik Motif Sidomulyo
Batik motif Sidomulyo berasal dari zaman Mataram Kartasura yang dasarnya (latar) digantikan dengan isen-isen ukel oleh Sultan Pakubuwono IV. Batik motif Sidomulyo merupakan jenis batik keraton. Motif batik ini berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Motif ini termasuk motif lama khas Surakarta, halus, rumit serta membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam pembuatannya.
Sido dalam bahasa Jawa berarti jadi atau terus menerus, sedangkan mulyo berarti mulia. Kain batik dengan motif sidomulyo biasa dipakai oleh mempelai baik pria maupun wanita pada saat upacara perkawinan dengan harapan bahwa kelak keluarga yang dibina akan terus menerus mendapatkan kemuliaan. Meskipun andaikata mereka dalam hidup ini mungkin mendapatkan kesulitan dan kerumitan, tetapi dengan doa dan usaha yang telaten dan sabar dan tekun, maka semua kesulitan akan teratasi dan mereka tetap atau jadi (sido) dianugerahi kemuliaan, atau apabila kain batik ini diberikan atau dihadiahkan melambangkan seseorang maka pemberian ini melambangkan doa yang tulus dan mulia untuk si pemakai.
Motif Batik Sidomukti
Batik Sidomukti
Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi dan sen-isennya. Sido berasal dari kata bahasa Jawa berarti benar-benar terjadi, terkabul keinginannya. Mukti berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebahagiaan, berkuasa, disegani, tidak kekurangan sesuatu.
Ornamen Utama Bergambar Kupu-kupu
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol harapan yang indah dan tinggi. Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk cantik dan berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol pengharapan yang terbang tinggi.
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.
Ornamen Utama Berbentuk Sayap Kupu-kupu
Ornamen Utama Berupa Bangunan Berbentuk Tahta atau Singgasana
Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang seperti halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen Utama Berbentuk Meru
Meru adalah gunung, tanah juga bumi. Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan seperti sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari kejauhan, berasal dari ajaran empat unsur kehidupan yang disebut sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api, air dan udara. Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi. Meru diwakili oleh warna hitam, jika tidak terkendali akan memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat kemakmuran abadi.
Ornamen Utama Berbentuk Bunga
Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Isen-isen Pada Motif Sidomukti
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidomukti antara lain:
  • Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
  • Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
  • Ukel yakni lingkaran kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai.
  • Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar.
Warna pada kain Sidomukti adalah warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya, yang dimaksud seperti aslinya yaitu Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Motif Batik Sidoluhur
Batik Sidoluhur
Batik Sidoluhur
Kain batik ini mempunyai makna dan penggunaan yang sama dengan kain batik sidomukti dalam upacara lurub layon yaitu sebagai alas berbaring jenazah, perbedaannya hanya sedikit saja yaitu pada pengisian dan warna latar. Latar pada kain batik ini bewarna hitam, dan hanya dipakai dalam upacara pemakaman dan upacara sadranan, yang berarti untuk menghormat pada leluhur (arwah).
Unsur motif yang terdapat pada batik sidoluhur ini adalah sebagai berikut :
Ornamen utama bangunan/ tahta
Ornamen bangunan/ tahta menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang seperti halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen utama Garuda/ Lar
Ornamen Garuda/ lar digambarkan dengan bentuk garuda satu sayap seperti gambaran dari samping, dengan bentuk sayap tertutup. Motif ini melambangkan Matahari dan tatasurya. Melambangkan tentang watak surya brata atau watak matahari, yaitu melambangkan sifat ketabahan.
Ornamen Utama Burung
Digambarkan dengan bentuk tipe burung merak yang sederhana dan kadang-kadang seperti kupu-kupu. Motif ini melambangkan tentang dunia atas atau udara, melambangkan sifat bayu brata atau anila brata, yaitu watak luhur yang tidak ditonjol-tonjolkan.
Ornamen utama Bunga
Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Ornamen utama Baito/ Kapal
Barang yang bergerak pada air, dapat dianggap lambang dari pada air atau banyu. Pada motif yang lain air ini dilambangkan dengan binatang-binatang yang hidup dalam air, seperti katak, ular, siput, dan sebagainya. Melambangkan kelapangan hati, ketenangan.
Ornamen utama Kupu
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol harapan yang indah dan tinggi. Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk cantik dan berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol pengharapan yang terbang tinggi.
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.
Ornamen tumbuhan
Ornamen tumbuhan digambarkan sebagai bentuk lung-lungan yang mengisi bidang dan mengelilingi ornamen pokok lainnya, sebagai ornamen pengisi
Isen-Isen Pada Motif Batik Sidoluhur
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidoluhur antara lain:
  • Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
  • Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
  • Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar
Warna pada kain Sidoluhur adalah warna soga atau coklat. Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuh-tumbuhan yang hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Batik ini dalam tradisi jawa dipakai untuk semua golongan tua dan muda.

Batik Semen Bondhat

Batik Semen Bondhat
Batik Motif Semen Bondhet
Batik semen bondhat juga termasuk jenis “semenan” dengan latar putih. Awalnya motif ini hanya dipakai oleh kalangan abdi dalem kerajaan yang berpangkat Bupati-Anom dan jabatan diatasnya tetapi dalam perkembangannya dipakai oleh semua golongan khususnya yang berusia muda. Batik ini melambangkan cinta kasih yang saling beriringan seperti halnya sepasang penganten baru. Bondhet artinya berdampingan dengan mesra. Batik ini mengandung makna sebuah harapan ketentraman lahir dan batin.

BUKU KAMI DI GOOGLE BOOKS

title

BUKU NOVEL KOMEDI ANAK SEKOLAH
 
Support : Batik Tradisional Indonesia | Motif Batik | Keanekaragaman Batik
Copyright © 2013. Batik Tradisional Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by BatikDan
Proudly powered by Blogger